*Oleh: Fahmi Hakam, S.KM., MPH.
“Electronic
Medical Record (EMR): an electronic sistem automate paper-base medical record”. Electronic Medical Record (EMR) atau
sering dikenal Rekam medis elektronik, merupakan catatan medis pasien
dalam format elektronik tentang informasi kesehatan seseorang yang
dituliskan oleh satu atau lebih petugas kesehatan secara terpadu. Rekam
medis elektronik bisa diakses dengan komputer atau sistem elektronik dari
suatu jaringan, dengan tujuan utama menyediakan atau meningkatkan
perawatan serta pelayanan kesehatan yang efesien dan terpadu (Heinzer, M. 2010).
Pada dasarnya Electronic Medical Record, merupakan sistem informasi yang memiliki framework
lebih luas dan harus memenuhi fungsi dan kriteria sebagai berikut:
1.
Mengintegrasikan data
dari berbagai sumber (Integrated data from multiple source)
2.
Mengumpulkan data
pada titik pelayanan (Capture data at the point of care)
3. Mendukung pemberi
pelayanan dalam pengambilan keputusan (Support caregiver decision making).
Implementasi
EMR tidak dapat terjadi dengan tiba-tiba tetapi membutuhkan waktu yang cukup
lama, selain memerlukan waktu saat pengembangan, juga membutuhkan waktu dalam
penyesuaian implementasi sistem terhadap user.
EMR sudah digunakan di berbagai rumah sakit di dunia sebagai pengganti atau
pelengkap rekam medis konvensional (paper-based).
Sejak
berkembangnya e-Health di Indonesia, EMR menjadi pusat informasi medis dalam
sistem informasi rumah sakit. EMR sudah mulai digunakan di beberapa rumah sakit
di Indonesia, namun sebagian tenaga kesehatan dan pengelola sarana pelayanan
kesehatan masih ragu untuk menggunakannya, karena belum ada peraturan
perundangan yang secara khusus mengatur penggunaannya. Namun sejak
dikeluarkannya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomor
11 Tahun 2008, telah memberikan jawaban atas keraguan yang ada. UU ITE telah
memberikan peluang untuk implemetasi EMR.
Isu utama yang harus
di atasi dalam implementasi EMR, yaitu: (1) Kebutuhan terhadap standar data di
bidang terminologi klinik, (2) Aspek privacy,
kerahasiaan dan keamanan data, (3) Pelaksanaan entri data oleh dokter dan
tenaga medis lainnya, (4) Kesulitan integrasi sistem rekam medis dengan sumber
informasi lain dalam pelayanan kesehatan (Berg, 2004).
Komponen EMR
1.
Pemasukan data (data
entry), meliputi: pengambilan data (data capture), input data,
pencegahan error, data entry oleh dokter.
2.
Tampilan data (data
display), meliputi: flowsheet data pasien, Ringkasan dan abstrak, turnaround
documents, tampilan dinamik.
3. Sistem kueri (tanya; query)
dan surveilans, meliputi pelayanan klinik, penelitian klinik, studi
retrospektif dan administrasi.
Keuntungan Implementasi EMR
Manfaat
teknologi informasi dalam rekam medis elektronik, selain untuk efisiensi
pencatatan dan pengolahan data, serta menyediakan informasi yang lebih akurat
dan terpercaya, yaitu memiliki tujuan untuk mengurangi medical error dan meningkatkan
keamanan pasien (patient safety). Dengan
adanya sistem aplikasi manajemen rekam medis, maka medical error dalam pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan
dapat dikurangi, karena setiap pengambilan keputusan akan berdasarkan data rekam
medis pasien yang telah ada dan sudah terintegrasi dengan unit pelayanan
lainnya (Moody, L.E, et.al. 2004).
Strategi Implementasi
Salah satu aspek yang paling sulit dalam menerapkan
EMR adalah pada tahapan implementasi. Ada beberapa alternatif implementasi
yaitu:
1. Implementasi seluruh
fungsi di semua unit (instalasi) pada saat yang sama secara menyeluruh di rumah
sakit.
2. Implementasi seluruh
fungsi pada satu unit (instalasi). Jika di lokasi tersebut sudah stabil,
kemudian dilanjutkan ke seluruh lokasi lain pada saat yang sama.
3. Implementasi
fungsi-fungsi terbatas pada seluruh unit (instalasi), hanya modul untuk
pelayanan tertentu saja yang diaktifkan. Jika fungsi ini sudah menjadi bagian
dari kegiatan klinik secara rutin, kemudian menerapkan lebih banyak fungsi
lagi.
4. Kombinasi dari
pendekatan-pendekatan di atas, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di rumah
sakit.
DAFTAR RUJUKAN
1. Amatayakul Margret K., Electronic Health
Records: A Practical Guide for Professionals and Organizations, American
Health Information Management Assosiation (AHIMA), Chicago Illinois, 2004
2.
Berg Marc, Health Information Management
Integrating Information Technology in Health Care Work, Routledge, New
York, 2004
3. Deborah Kohn, When the Writ Hits the Fan: The
Importance of Managing Electronic Health Records (EHR), Journal AHIMA,
September 2004 – 75/8
4. Heinzer, M. 2010. Essential
Elements of Nursing Notes and the
Transition to Electronic Health Records. JHIM-FALL, Vol 24, No.4: 53-59
5. Hendry. 2008. The Challenge
of Developing an Electronic Health Record for Use by Mobile Community Based
Health Practitioners. New Zealand: Christhurch.
6. Moody, L.E, et.al. 2004. Electronic
health records documentation in nursing: Nurses, perception, attitues,
and preferences. Journal Computer, Informatics, Nursing. Vol 22, No.6,
337-344, Lippincott Williams & Wilkins, Inc.
7.
Sabarguna, Boys. 2005. Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit. Bandung: Amanah.
8.
Shortliffe, H. Edward. Medikal
informatics : computer applications in helath care.
Springer