Tuesday, August 29, 2017

Sejarah Perkembangan Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

   

   *Oleh : Fahmi Hakam


      Rekam sebagai catatan dan ingatan tentang praktik kedokteran telah dikenal orang sejak zaman palaelolitikum ± 25.000 SM, yang ditemukan di gua batu di Spanyol. Di zaman Babylon, pengobat di Mesir, Yunani dan Roma menulis aneka pengobatan dan pembedahan yang penting pada dinding-dinding gua, batang kayu dan bagan tabel yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Selanjutnya dengan berkembangnya hieroglyph (tulisan Mesir kuno) ditemukan catatan pengobatan pada dinding makam dan candi Mesir, serta di atas papyrus (semacam gulungan kertas yang terbuat dari kulit). Salinan papyrus yang ditulis pada tahun 1600 SM yang ditemukan oleh Edwin Smith pada abad ke 19 di Mesir masih tersimpan di New York Academy of Medicine.
     Hippocrates yang lahir pada tahun 450 SM, juga dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”, memerintahkan kepada murid-muridnya Thesalu, Dracon dan Dexippus, untuk mencatat dan memelihara semua penemuannya tentang panyakit pasien-pasiennya secara rinci. Francis Adams pada tahun 1849 menerjemahkan catatan yang ditulis oleh Hippocrates, salah satunya adalah riwayat dan perjalanan penyakit isteri Philinus setelah melahirkan sampai meninggal. Di Roma, 600 tahun sesudah Hippocrates, seorang dokter bernama Galen mencatat riwayat dan perjalanan penyakit pasien yang ditulis dalam bahasa latin. Selanjutnya oleh Ibnu Sina (980-1037), mengembangkan ilmu kedokteran tersebut berdasarkan catatan-catatan jamannya Hipocrates.
Rumah sakit St. Bartholomew London, Inggris, merupakan rumah sakit yang menyimpan rekam medis sejak dibuka pada tahun 1137. Pada saat Raja Henry ke 8 (1509-1547) berkuasa, rumah sakit tersebut membuat peraturan tentang menjaga kerahasiaan dan kelengkapan isi rekam. Pada jaman ini perkembangan ilmu kedokteran semakin pesat seiring dengan itu diikuti pula pencatatan ke dalam rekam  yang digunakan untuk pengelolaan pasien dan perkembangan ilmu. Inilah rumah sakit pertama yang mempunyai perpustakaan kedokteran, yang kini catatan tersebut dapat disamakan dengan rekam medis.
Selanjutnya, dengan mulai dikenalnya ilmu statistik pada abad 17-18, peranan data rekam  medis menjadi sangat penting untuk menghitung angka kesakitan dan kematian di rumah sakit tertentu atau pada wilayah tertentu. Di Amerika, Rumah Sakit Penzylvania yang didirikan pada tahun 1752, menyimpan indeks pasien yang disimpan sampai sekarang. Sedangkan Rumah Sakit Massachusete, Boston, oleh pustakwan Grace Whiting Meyers (1859 -1957), mulai membuatkan katalog catatan-catatan rekam  pasien dan mengenalkan terminologi medik.
Keputusan-keputusan pelayanan medik/ klinis dan manajemen pelayanan kesehatan yang didasarkan pada data dan informasi yang akurat (evidence base), diperoleh karena adanya pencatatan data rekam medis. Selanjutnya pada tahun 1902 dalam pertemuan Asosiasi Rumah Sakit Amerika mengemukakan pentingnya kelengkapan pencatatan data perawatan pasien ke dalam rekam medis  sebagai tanggung jawab dokter. Sejalan dengan perkembangan akreditasi rumah sakit di Amerika, maka standarisasi rekam medis  mulai dibuat.
Pada tahun 1935, rumah sakit St. Mary di Duluth Minnesota berafilisai dengan College of Sta Schotlastica, membuka pendidikan Medical Record Librarians yang pertama. Perkembangan berikutnya, pendidikan khusus tentang rekam medis diselenggarakan di beberapa tempat lainnya. Kemudian diikuti dengan pembukaan pendidikan Medical Record Technician pada tahun 1953 di Amerika oleh America Assosiation of Record Librarians dengan memperoleh grant dari WK Kellog Foundation.
Kebutuhan tentang perlunya rekam medis  di seluruh dunia pada awal abad 20 semakin berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang mendorong didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap negara. Akreditasi pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses pelayanan kesehatan dan administrai untuk dinilai. Pencatatan data ke dalam rekam medis dan pengelolaanya diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu, para perekam medis mendirikan asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medis disetiap negara di dunia ini. Misalnya, di Amerika didirikan American Health Information Management Association (AHIMA) dan perhimpunan di dunia menyatu dalam International Health Record Organization (IFHRO), sedangkan di Indonesia bernama Perhimpunan Organisasi Profesional Perekam medis  dan Informasi Kesehatan Indonesia (PORMIKI).
Dari fakta di atas, menunjukkan bahwa sejarah perkembangan rekam medis selalu mengiringi perkembangan ilmu kedokteran. Hal ini menunjukkan pula bahwa kepentingan rekam medis  pada mulanya untuk membantu mengingat para dokter dalam pelayanannya kepada pasien. Dengan demikian, kegiatan utamanya adalah catat-mencatat dan mendokumentasikan seluruh tindakan medis. Namun kedudukan rekam medis jika disandingkan dengan ilmu kedokteran, rekam medis  ditempatkan pada posisi penunjang dalam pelayanan kepada pasien, yaitu urusan catat-mencatat, simpan menyimpan dan pengambilan kembali, serta penyajian data kesehatan yang akurat untuk pengambilan keputusan klinis, menunjang keperluan tenaga medis dan peningkatan pelayanan kesehatan kepada pasien.  


*Referensi diambil dari beberapa sumber yang relevan dan dipadukan sesuai dengan tema artikel